........Motivasi Belajar dan Teori Perilaku (Bandura)........

Teori perilaku Bandura berhubungan lansung dengan konsep motivasi belajar yang berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan di ulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh pengutan atau perilaku yang diberikan hukuman (punishment).

Reinforcement adalah suatu tindakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dengan memberikan sesuatu yang "positif" misalnya reward, hadiah dll

Punishment
adalah suatu tindakan untuk mengurangi perilaku yang muncul dengan cara memberikan hukuman/punish (hal-hal yang tidak mengenakkan)


Teori dan pandangan lain yang mendukung teori Bandura sebagai berikut:

Teori insentif
Dalam teori insentif, seseorang berperilaku tertentu untuk mendapatkan sesuatu. Sesuatu ini disebut sebagai insentif dan adanya di luar diri orang tersebut. Contoh insentif yang paling umum dan paling dikenal oleh anak-anak misalnya jika anak naik kelas akan dibelikan sepeda baru oleh orangtua, maka anak belajar dengan tekun untuk mendapatkan sepeda baru. Insentif biasanya hal-hal yang menarik dan menyenangkan, sehingga anak tertarik mendapatkannya. Insentif, bisa juga sesuatu yang tidak menyenangkan, maka orang berperilaku tertentu untuk menghindar mendapatkan insentif yang tidak menyenangkan ini. Dapat juga terjadi sekaligus, orang berperilaku tertentu untuk mendapatkan insentif menyenangkan, dan menghindar dari insentif tidak menyenangkan.

Pandangan hedonistik
Dalam pandangan hedonistik, seseorang didorong untuk berperilaku tertentu yang akan memberinya perasaan senang dan menghindari perasaan tidak menyenangkan. Contohnya: anak mau belajar karena ia tidak ingin ditinggal ibunya ke pasar/supermarket.
Dari uraian di atas, dapat diasumsikan anak yang malas tidak merasa adanya insentif yang menarik bagi dirinya dan ia pun tidak merasakan perasaan menyenangkan dari belajar.

Berkaitan dengan hal tersebut, mengapa sejumlah siswa tetap bertahan dalam menghadapi kegagalan sedangkan yang lain menyerah? Mengapa ada siswa yang berupaya keras mendapatkan nilai baik dan smeentara itu ada sejumlah siswa yang tidak berminat terhadap suatu pelajaran?
dan mengapa ada sejumlah yang mencapai hasil belajar jauh lebih baik dari yang diperkirakan berdsarkan kemampuan mereka dan sementara itu ada sejumlah siswa yang mencapai hasil belajar jauh lebih buruk jika dilihat potensi kemampuan mereka?
Dari tinjauan pertanyaan di atas, maka kemudian saya akan menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi anak berprestasi di sekolah, dan hal-hal apa saja yang menjadi faktor yang menyebabkan anak tidak termotivasi untuk berprestasi...dan bagaimana peran sekolah, guru dan orangtua dalam menghadapi anak-anak mereka yang mengalami kasus demikan....




Referensi: Anni, Tri Chaterina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan (Ed. 2, Terjemahan).
University of Texas at Dalas

Djiwandono, Sri Esti. (2000). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Gambar diambil dari www.news.stanford.edu.com



0 komentar:



Posting Komentar